Limbah beracun tersebut kemudian diuraikan menjadi komponen - komponen kimia yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sumber energi yaitu LISTRIK. Para Peneliti tersebut kemudian mengembangkan tehnologi baru ini di Universitas Negri Pennsylyania AS. Namun ternyata tidak semua limbah kimia tersebut dapat diolah seperti halnya Limbah kimia tambang yang mengandung bahan logam seperti arsen, besi, tembaga, timbal, atau cadmium, saat ini masih dibiarkan karena pengolahannya masih sulit dan mahal.
Para Peneliti tersebut melakukan percobaan dengan Prototip alat yang dikembangkan diuji coba pada larutan besi yang mirip dengan kandungan limbah tambang. Hasilnya, besi yang terlarut mengendap dan reaksinya melepaskan elektron-elektron. Artinya, alat ini berfungsi memisahkan besi dari cairan yang melarutkannya sekaligus menghasilkan listrik.
Namun, alat tersebut hanya mampu menghasilkan listrik yang lemah. Perangkat sebesar peti es hanya bisa menyalakan sebuah lampu pijar kecil. Para peneliti berharap dapat meningkatkan kekuatan energi listriknya sehingga ongkos produksi berbanding hasilnya lebih ekonomis.
Yup, memang masih dibutuhkan beberapa tahapan dan penelitian lanjutan tentang energi listrik ini. Selain itu para peneliti tersebut juga masih harus bekerja keras untuk dapat memisahkan beberapa komponen yang masih sulit untuk diolah seperti tersebut diatas. Namun setidaknya terobosan ini telah membawa titik cerah dan langkah baru untuk lebih memperhatikan masalah lingkungan. Agar perkembangan tehnologi dapat berjalan beriringan dengan lingkungan. Tentunya dengan terus menjaga kelestarian lingkungan bukan sebaliknya.
Sumber : Kompas, 27 Desember 2007
0 comments:
Post a Comment